makalah GE

makalah GE

Minggu, 15 Mei 2011

ANC

2.1 Konsep Medis
2.1.1 Pengertian
a. Pre Eklamsi adalah penyakit yang di derita oleh ibu hamil yang ditandai adanya hipertensi,oedema dan protein urine (Seminar Kegawatdaruratan Pada Ibu Hamil Dan Neonatus,2001)
b. Pre Eklamsi adalah penyakit dengan tanda hipertensi ,protein urine,oedema yang timbul karena kehamilan (Hanifa,1997)
c. Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil,persalinan atau masa nifas ditandai dengan menunjukkan gejala pre eklamsia sebalumnya (Adityawarman,2001)

2.1.2 Faktor Predisposisi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti.sekarang ini teori yang dipakai adalah teori ischaemia plasenta,namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan pre eklamsia.

2.1.3 Klasifikasi
a. Pre Eklamsi Ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg atau terdapat kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih dari kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg pada posisi tidur miring.
b. Pre Eklamsi Berat
- Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih,tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih.Kenaikan sistolik 50 mmHg dan diastolik 35 mmHg diatas normal.
- Protein Urine 5 gram atau lebih dalam urine 24 jam atau kialitatif +3 – +4.
- Edema menyeluruh disebabkan oleh oedema paru.
c. Eklamsi
- Kehamilan lebih dari 20 minggu atau saat persalinan dan nifas
- Terdapat tanda-tanda pre eklamsi
- Kejang-kejang atau koma
- Kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ.
2.1.4 Fatofisiologi

2.1.5 Keterangan Fisiologi
Di dalam kehamilan dapat terjadi peningkatan curah jantung dan retensi pembuluh darah sistemik.Maka akan terjadi gangguan relaksasi pembuluh darah sehingga menyebabkan vasospasme yang berpengruh pada beberapa organ tubuh diantaranya:

a. Ginjal
Karena tekanan darah meningkat dan menyebabkan aliran darah menurun,sehingga terjadi peningkatan permeabilitas membran yang berpengaruh pada filtrasi glomerulus sehingga menurun dan terjadi protein urine serta resistensi air dan garam.Karena hal tersebut diatas maka sering timbul salah satu dari gejala pre eklamsia berat berat yaitu oedema.
b. Placenta
Terjadi perfusi interfilus yang berkurang sehingga dapat menyebabkan pertukaran nutrisi, CO2, O2, yang menyebabkan aspirasi sehingga terjadi komplikasi seperti IUFD dan perfusi interfilus yang berkurang dapat pula solusio plasenta dan IUGR.
c. Retina
Dengan tekanan darah yang meningkat pada retina dapat terjadi ablasio retina, penglihatan kabur, pendarahan retina, spasme anterior yang menyebabkan oedema discus ofikus.
d. Otak
Dapat terjadi pendarahan, anemia jaringan otak, nekrosis sehingga menyebabkan nyeri kepala yang sangat hebat.
e. Paru – Paru
Dapat timbul gejala seperti oedema, sesak nafas dan dapat pula terjadi aspirasi sianosis yang dapat menyebabkan bronco pneumonia yang berkelanjutan jadi abses.

f. Jantung
Dapat terjadi degenerasi sel dan menimbulkan penumpukan lemak serta terjadi nekrosis yang dapat pula terjadi dekompensasi cordis yang berkelanjutan dengan henti jantung serta dapat terjadi pendarhan sub endokranial yang berakhir dengan kematian.

2.1.6 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
a. Gambaran Klinik
Pertumbuhan berat badan yang berlebihan oedema hypertensi dan protein urine,. Keluhan sakit kepala di frontal, nyeri epigestrum, nyeri visus, penglihatan kabur, stoma, diplopia, mual, muntah, refleks meningkat, dan tidak tenang
b. Uji Diagnostik Pre Eklamsi
- Pengukuran tekanan darah
- Analisis protein dalam urine
- Periksa oedema
- Pengukuran Tinggi Fondues Uteri (TFU)
- Pemeriksaan funduskopi

2.1.7 Komplikasi
- Penurunan kesadaran – koma
- Gagal jantung, ginjal, hati
- Infeksi
- Oedema
- Pertumbuhan Janin Terlambat (PJT)

2.1.8 Penatalaksanaan
a. Pre Eklamsi Ringan
- Banyak istirahat atau berbaring tidur miring (sedikitnya 6 jam / hari)
- Diet sedapat mungkin tinggi protein dan tinggi karbohidrat
- Pemeriksaan laboratorium serial
- Obat – obatan yang diberikan : roboransia / vitamin kombinasi yaitu vitamin E 2X 200 IU dan kalsium suplemen 1500 mg / hari
- Kunjungan ulang 1 minggu
b. Pre Eklamsi Berat
- Tiduran berbaring
- Infuse RL yang mengandung 5% dkkstrose 60 – 125 cc / jam
- Injeksi 10 gr mg SO4 40 % 1 m, sebagai dosis awal diulang dengan dosis 5 gr tiap 6 jam – 24 jam (jika tidak ada kontra-indikasi) pemberian Mg SO4 diberikan dengan persiapan kalsium glukosa 10 %
- Diberikan anti-hypertensi, antara lain nifidepin, metildopa
c. Eklamsi
- Menghentikan kejang : menggunakan Mg SO4 dosis awal 20 % IV pelan – pelan selama 3 menit disusul 10 gr 40 % IM, ulang tiap 6 jam diberikan 5 gr 50 % IM
- Mencegah dan mengatasi komplikasi
- Kombinasi nifidepin 3X5 – 10 mg / pu
- Diuretikan, furosemid IV 1ampul
- Antibiotika, ampicilin
- Memperbaiki keadaan umum ibu
Pasang infuse RD 5% dan pasang CVP untuk pemantauan keseimbangan cairan

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1 Pengkajian
A. Identitas
1. Nama Ibu : untuk membedakan pasien yang satu dengan pasien yang lain, memudahkan mengidentifikasi dan mengenal pasien.
2. Umur : Kejadian pre eklampsia biasanya terjadi pada wanita umur 35 th.(prawiroharjo,2002,287)
3. Suku atau Bangsa : untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan kepada ibu selama proses persalinan.
4. Pendidikan : untuk menentukan bagaimana kita memberikan konseling.
5. Pekerjaan : untuk mengetahui status social, ekonominya dan mengetahui beban kerjanya.
6. Alamat : untuk mengetahui keadaan lingkungan tempat tinggalnya.
B. Anamnesa
1. Alasan Kunjungan
Klien datang ke Puskesmas Astanajapura untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin.
2. Keluhan : sakit kepala dan cepat lelah
3. Riwayat Kehamilan
Pada primigravida frekuensi pre eklampsia lebih tinggi yaitu 65% bila dibandingkan dengan multigravida 35% dan juga bisa terjadi pada kehamilan dengan gemeli,molahidatidosa dan hidramnion.(Prawiroharjo,2002,287)
4. Masalah – Masalah Khusus
Pre Eklampsia ringan jarang sekali menimbulkan kematian ibu.(Prawiroharjo,2002,287)

5. Pergerakan Janin
Gerakan janin dirasakan pertama kali pada umur kehamilan 20 minggu.Biasanya mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin dan menurunnya pergerakan janin.(Manuaba,1992,240)
6. Pola Nutrisi
Biasanya cenderung banyak makan akan tetapi kekurangan nutrisi / mal nutrisi (seperti kekurangan vitamin dan protein) bisa menyebabkan pre eklampsia.
7. Pola Eliminasi
Biasanya sering kencing karena retensi air dan garam.
8. Pola Aktivitas
Biasanya ibu kurang istirahat.
9. Riwayat Imunisasi
Untuk mencegah tetanus neonatorum, maka ibi hamil sebaiknya mendapat imunisasi TT 2 kali dengan interval 4 minggu.
10. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Biasanya ibu sebelumnya mempunyai riwayat pre eklampsia.
11. Riwayat Kontrasepsi
Kontrasepsi apa yang pernah digunakan akan etapi kontrasepsi apapun tidak ada hubungannya dengan PER.
12. Riwayat Kesehatan
Apakah klien mempunyai penyakit
13. Riwayat Psikologis
Cenderung terjadi ketegngan emosional (gelisah dan cemas) dengan keadaan kehamilannya.

C. Pemeriksaan
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Labil
2. Tanda – Tanda Vital
TD : 140/90 mmHg atau terdapat kenaikan sistolik 30 mmHg dan diastolic 15 mmHg.
R : tidak terdapat gangguan pernafasan.
P : >50x / menit.
(Manuaba:241)
3. TB dan BB
Kenaikan berat badan melebihi 500 gram / minggu, 2000 gram / bulan / 13 kg selang kehamilan.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut  kebersihan
 warna
b. Muka
Terdapat oedema
Kloasma gravidarum ada / tidak
Mata : konjungtiva merah muda atau pucat.
Sclera putih atau kuning.
c. Hidung : polip ada atau tidak.
d. Mulut, dan Gigi : warna lidah dan kebersihan
Gigi caries ada atau tidak
Gusi ada pendarahan atau tidak
e. Leher
Kelenjar getah bening ada pembesaran atau tidak
Kelenjar thyroid ada pembesaran tiroud atau tidak

f. Dada
- Jantung
Sebagian besar penderita mati karena eklansia jantung biasanya mengalami perubahan degeneratif pada miokardium (Prawiroharjo,2002,284)
- Paru – Paru
Menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena broncopnemonia sebagai akibat aspirasi.
- Payudara  Bentuk = simetris atau tidak
Kebersihan = bersih atau tidak
Revola mamae = hyperpygmentasi atau tidak
Papilla mamae = menonjol atau tidak
Kolostrum = keluar atau tidak
Benjolan = ada atau tidak
g. Abdomen  Pembesaran = sesuai dengan umur
kehamilan atau tidak
Bekas luka operasi = ada atau tidak
Linea nigra = ada atau tidak
Striae = ada atau tidak
Benjolan = ada atau tidak
h. Posisi Tulang Belakang  Bentuk = lordosis
CVAT = nyeri atau tidak
i. Ekstrimitas Atas, Bawah
- Tangan
 Terdapat oedema atau tidak
 Kuku slakosis atau tidak

- Kaki
 Terdapat oedema atau tidak
 Kekuatan otot dan sendi positive atau negative
 Varises = ada atau tidak
 Reflex patella = positive atau negative

5. Pemeriksaan Kebidanan
a. Palpasi
Leopold 1 : Untuk menentukan umur
kahamilan dan bagian apa saja yang ada di fundus
Leopold 2 : Untuk menentukan letak
punggung kanan atau kiri
Leopold 3 : Untuk menentukan bagian
terendah janin
Leopold 4 : Untuk menentukan bagian
terendah janin
b. Auskultasi
DJJ > 160 kali / menit, normal 120 – 160 kali / menit
Frekuensi teratur atau tidak
c. Anogenital (Inspeksi)
- Perineum = terdapat luka parut atau tidak
- Vulva / vagina
Luka = ada atau tidak
Varises = ada atau tidak
Kelenjar bartholini = ada kelainaan atau tidak
Kelenjar skene = ada kelainaan atau tidak
- Anus
Terdapat hemoroid atau tidak

d. Uji Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium pada penderita PER dihasilkan
 protein urine melebihi 0.3 gram/liter dalam urine 24 jam

2.2.2 Interprestasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa / masalah kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang benar atas data – data yang telah di dapat : G1P0A0 gravida 32 minggu, janin tunggal hidup, intra uteri, letak janin, ukuran panggul normal, presentase kepala keadaan janin baik dan keadaan ibu lemah dengan pre-klampsi ringan
(Diktat Askeb.1)

2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
- Potensial terjadinya pre-eklampsi berat
- Potensial terjadinya eklampsi atau kejang
(Diktat Askeb.1)

2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera atau Kolabolasi
- Polindes atau puskesmas : segera rujuk kerumah sakit
- Rumah sakit : segera konsultasikan dengan DSOG
(Diktat Askeb.1)

2.2.5 Merencanakan Secara Menyeluruh
Rencana asuhan pada pre-Eklampsi ringan dengan kehamilan < 37 minggu
- Beritaukan ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
- Pantau tekanan darah urine (u/proteinurinia), reflex dan kondisi janin
- Beritaukan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya pre-Eklampsi dan eklampsi
- Beritaukan ibu banyak istirahat atau berbaring secara miring
- Beritaukan ibu untuk diet sedapat mungkin tinggi protein dan tinggi karbohidrat, tidak perlu sampai dengan rendah garam
- Beritaukan penyuluhan tentang tanda – tanda bahaya kehamilan
- Perencanaan kunjungan berikutnya
(Diktat Askeb.1)

2.2.6 Pelaksanaan
Pelaksaan asuhan pada pre-Eklamsi dilakukan berdasarkan cara asuhan yang telah dibuat
- Memberitaukan ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
- Memantau tekanan darah, protein urine, refleks dan kondisi janin
- Membeikan konseling pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya pre-Eklampsi dan eklampsi
- Memberitaukan ibu banyak istirahat atau berbaring secara miring  sedikitnya 6 jam / hari
- Memberitaukan ibu untuk diet sedapat mungkin tinggi protein dan tinggi karbohidrat
- Memberikan obat – obatan
Reboransia / vitamin kombinasi yaitu vitamin E
Kalsium suplemen 1500 gram/hari
- Memberitaukan penyuluhan tentang tanda – tanda bahaya kehamilan  Perdarahan, Sakit kepala hebat, Nyeri perut yang hebat, Bengkak pada wajah dan tangan, Gangguan pada penglihatan, Gerakkan janin yang berkurang
- Merencanakan kunjungan berikutnya
(Diktat Askeb.1)

2.2.7 Evaluasi
- Ibu mengerti akan kondisi kehamilannya dan keadaan ibu dalam keadaan baik
- Klien mengerti tentang tanda – tanda bahaya kehamilan
- Ibu mengerti dan akan merubah pola makan
- Ibu mengerti dan akan banyak istirahat
- Ibu akan melakukan kunjungan pada periode berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar