makalah GE

makalah GE

Minggu, 15 Mei 2011

SEKSIO SESARIA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah
Pada awalnya,seksio sesaria dikembangankan sebagai salah satu metode modern dibidang kedokteran untuk membantu menurunkan angka kematian ibu akibat melahirkan. Menurut literature sejarah,tindakan operasi sesaria dilakukan untuk menolong kelahiran seorang bayi laki-laki yang dikemudian hari menjadi kaisar Roma yang dikenal,yaitu Julius Caesar. Jadi,operasi sesaria sudah terkenal sejak jaman Julius Caesar. Sementara itu,pendapat lain menyebutkan pada tahun 700 sebelum Masehi,ketika kekaisaran Roma berada dibawah kekuasaan Numa pompelius,setiap wanita yang meninggal dalam persalinan disebabkan melahirkan bayi melalui sayatan pada perutnya.
Namun dalam sejarah kedokteran,seksio sesaria baru disebut sebagai cara untuk melahirkan bayi setelah tahun masehi (tepatnya tahun 1794),yaitu ketika seorang dokter divirginia Amerika Serikat melakukan operasi pada istrinya. Saat itu,sejarah kedokteran Amerika mencatat hanya sekitar 10% wanita yang dapat hidup setelah persalinan dengan opersi. Hal ini disebabkan prosedur operasi yang belum dapat menjamin keselamatan ibu akibat peralatan operasi yang tidak steril,efek obat bius,antibiotic,teknik pembedahan,perdarahan,pemantauan pascaoperasi,manejemen,serta control rasa sakit yang belum ada,
B. Perkembangan Seksio Sesaria di Indonesia
Angka persalianan dengan menggunakan seksio sesaria cukup tinggi terjadi dindonesia. Apalagi,sebagian diantaranya dilakuakan tanpa pertimbangan medis.
Beberapa alasan yang mendasarikecenderungan melahirkan dengan operasi semakin meningkat (terutama dikota-kota besar). Alas an paling banyak adalah anggapan yang salah bahwa dengan opersi,ibu tudak akan mengalami rasa sakit seperti halnya pada persalinan alami. Hal ini terjadi karena kekhawatiran atau kecemasan menghadapi rasa sakit yang akan terjadi pada persalianan alami. Memng pada persalinan dengan seksio yang direncanakan,baik karena pertimbangan medis maupun tidak,ibu tidak akan merasakan saat-saat kontraksi sebelum persalinan. Kontraksi merupakan keadaan kejang otot rahim atau pengerutan otot rahim sehingga menjadi lebih pendekn untuk merangsang pembukaan rahim yang lebih lebar untuk persiapan persalinan alami. Sebagian besar wanita yang telah melahirkan ,pada saat kontraksi mereka merasakan rasa sakit yang luar biasa. Saat-saat ininlah yang sangat sering menakutkan sebagian wanita yang akan melahirkan sehingaga banyak diantaranya yang memutuskan lebih baik melahirkan dengan seksio sesaria.
Melihat kecenderungan yang ada diindonesia ,tidak mengherankan apabila kemudian pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia(IDI)bersama pemerintah(Departemen kesehatan dan Departemen kesejahteraan social)melakukan pemantauan terhadap tindakan persalinan dengan seksio sesaria. Menurut ketua umum PB IDI Prof.Dr.dr.M.Ahmad Djojosugito,MHA,dalam harian kompas,22 januari 2001,dokter yang melakukan seksio tanpa indikasi medis yang kuat akan diberi sanksi profesi.
Sebelumnya,berabgai upaya menurunkan angaka persalian seksio sesaria sudah dilakuakan. Misalnaya,surat edaran direktorat jenderal pelayanan medik(Dirjen Yanmedik)Depkes RI tanggal 12 september 2000,menyatakan bahwa angka kelahiran seksio untuk rumah sakit pendidikan atau rujukan provinsi,ditargetkan turun menjadi 20%,sedangkan untuk rumah sakit swasta 15%.
Namun tidak sedikit pula persalinan seksio tersebut dilakukan karena kondisi ibu maupun janin tidak memungkinkan untuk melahirkan secara alami. Apalagi biaya yang harus dikeluarkan jika melakukan seksio sesaria ini tidak kecil,meskipun dengan alas an apapun,orang denagn ekonomi menengah kebawah lebih memilih melahirkan bayi secara alami.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SEKSIO SESARIA
A. Pengertian
Section Caesar menurut Leon J.Dunn,dalam buku Obstetrics dan Gynecology,menyebutkan sebagai cesarean section. Dalam bukunya dia mengartikan sebagai persalinan untuk melahirkan janin dengan berat 500gram atau lebih,melalui pembedahan diperut dengan menyayat dinding rahim.
Istilah Caesar sendiri berasal dari bahasa latin caedere yang artinya memotong atau menyayat.tindakan tersebut bertujuan untuk melahirkan bayi melalui tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding rahim. Menurut sejarah section sesaria,bayi terpaksa dilahirkan melalui cara ini apabila perasalinan alami sudah dianggap tidak efektif.
B. Manfaat dan Kegunaan Section Sesaria
• Seksio digunakan untuk mengakhiri kehamilan tau persalinan bila tak memungkinkan melakukan persalinan pervagina.
• Seksio untuk kepentingan fetus bisa dilakukan sebelum mulainya persalinan,karena insufisiensi plasenta.
• Seksio dibenarkan pada keadaan ini jika keadaan serviks tak akan memungkinkan induksi persalinan.
• Pada seksio dengan cara sayatan melintang mempunyai keuntungan yaitu perut pada rahim kuat sehingga cukup kecil risiko menderita ruptute uteri(robekan rahim)dikemudian hari.
C. Teknik Operasi
Teknik yang tersedia untuk seksio abdominalis sebagi berikut:
 Seksio Sesaria servikalis Rendah intra peritoneal
Dalam tindakan ini,insisi uterus dibuat pada segmen bawah. Tempat ini mempunyai keuntungan bahwa insisi tidak melibatkan korpus uteri sehingga kurang membahayakan lagi kehamilan berikutnya,bahkan memungkinkan persalinan per vagina,karena kurang mungkin terjadi rupture jaringan perut.
Rangkaian teknik operasi meliputi hal berikut ini:
1. Membuka dinding abdomen
2. Mengupas kandung kemih
3. Memasuki segmen bawah uterus
4. Melahirkan fetus dan plasenta
5. Menutup uterus
6. Memperbaiki dinding abdomen
Biasanya dinding abdomen dimasuki dengan insisi transversa suprapubik. Insisi longitudinalis hanya dibenarkan bila akan dilakukan seksio yang cepat(muth),pada wanita yang sangat gemuk dan pada kasus-kasus dalam manadiketahui diperlukan eksplorasi abdominalis atas dalam tahap selanjutnya.
Segmen bawah uterus dibuka skalpel dalam insisi transversa kecil melengkung.ia tidak boleh ditempatkan terlalu rendah,terutama pada seksio sesaria ulangan pada retraksi segmen bawah. Jika,insisi terlalu rendah maka jahitan lainnya didalam uterus akan terletak terlalu jauh keatas belakang simfisis. Insisi uterus diperlebarsecara tumpul dengan dua jari telunjuk. Kemudian selaput ketuban dipecahkan. Jika ditemui jaringan plasenta maka ia didorong kesisi secara tumpul. Cairan amnion dan darah dibersihkan.
Untuk melhirkan fetus bagian belakang kepala diputar secara manual dan dipasang mangkok vakum ukuran sedang untuk mencekapnya. Teknik ini telah tahan teruji,dibandingkan dengan cara manual untuk mengelevasi kepala,teknik ini kurang memerlukan ruangan sehingga mengurangi kemungkinan robekan kepembuluh darah uterus lateralis. Cara melahirkan lainnya melalui forseps atau spons-berperforasi sellheim.pada persentasi bokong atau letak lintang,bokong atau tangkai anterior yang terekstraksi dapat digunakan untuk persalinan. Dalam persentasi bokong sempurna,juga dapat dipaki mangkok vakum,tetapi digunakan yang kecil(diameter30cm).setelah bayi lahir diberikan uterotonikum.
 Seksio sesaria klasik
Dalam teknin ini,insisi uterus dibuat menurut panjangnya korpus.karena meningkatnya risiko rupture dalam kehamilan berikutnya maka operasi ini jarang dilakukan. Kerugian yang lainnya berupa adanya kesukaran dalam peritonialis.
Saat ini hanya ada dua indikasi untuk seksio klasik:
1. seksio dikerjakan dengan histerektomi
2. plasenta previa,untuk menghindari tempat plasenta yang telah ditentukan sebelumnya dengan sonografi,terutama bila seksio dilakukan bersama reencana sterillisasi tuba.
 Seksio ekstraperitoneum
Metode ini disempurnakan oleh A.Doderlein,Frank,Kustner,Latzko dan Selheim. Tujuannya untuk melindungi kavitas peritonei dan infeksi. Penggunaannya terutama direkomendasikan untuk gravida yang terinfeksi.
Setelah dinding dan fasia abdomen diinsisikan,muskulus rektus dipisahkan. Terlihat kubah vesika urinaria dan plika vesikouterina. Vesika urinaria diretraksikan kearah bawah sementara lipatan peritoneum dipotong kearah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus. Jadi sekarang uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum.
 Teknik porro
Operasi porro meliputi suatu seksio yang diikuti oleh histerektomi supravagina. Untuk maksud kelayakan,uterus dibuka dengan insisi klasik. Setelah bayi dilahirkan uterus ditutup dengan forseps pencekap yang besar. Plasenta dibiarkan saja dan uterus diangkat keluar abdomen. Dilakukan amputasi supraservikal dalam cara standar.
Hesterektomi supravagina setelah seksio bisa dilakukan jika diperlukan opersai ekstripasitetapi keadaan pasien tak stabil;contohnya pada gravida yang syok karena rupture uterus.
 Histerektomi Sesaria
Berebeda dengan teknik porro,histerektomi memerlukan perluasan operasi untuk mengangkat tunggul serviks. Ia dilakukan tepat sama seperti melakukan untuk indikasi ginekologi. Pengupasan lapisan jaringan dipermudah oleh keadaan hamil.umumnya peningkatan pendarahan tidak menimbulkan kesukaran teknis apapun.
 Sesaria bersama Sterillisasi
Ahki kandungan semakin dihadapkan dengan kebutuhan mengkombinasikan sterillisasi dengan seksio sesaria.. contoh indikasinya meliputi kebutuhan menghindari kehamilan dimasa yang akan datang karena malformasi fetus yang berulang,penyembuhan uterus yang buruk,prnyakit kronik pada ibu atau multiparitas saja pada wanita yang tak dapat mentoleransi metode kontrasepsi.
D. Teknik Perawatan pascaoperasi
Setelah dari ruang operasi,pasien akan dibawa keruang pemulihan. Diruang ini,sebagai pemeriksa akan dilakukan,meliputi pemeriksaan tingkat kesadaran,sirkulasi pernapasan,tekanan darah,suhu tubuh,jumlah urin yang tertampung dikantong urin dan jumlah darah dalam tubuh. Ini untuk memastikan tidak ditemukan gumpalan darah yang abnormal atau pendarahan yang berlebihan. Kondisi rahim (uterus) dan leher rahim (serviks) juga akan diperiksa untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi normal. Selain itu,memantau keadaan emosional secara umum.
Semua pemantauan ini untuk mengetahui kesehatan ibu dan bayinya. Ketidaknormalan tau gangguan kesehatan tubuh dapat diketahui melalui tanda-tanda tubuh yang muncul,apakah ibunya dapat menyusui bayinya atau tidak. Oleh karena itu,pemeriksaan dan monitoring kan dilakukan beberapa kali sampai tubuh ibu dinyatakan dalam keadaan sehat. Biasanya ,pemeriksaan akan dilakukan setiap empat jam sekali pada hari pertama dan kedua,dan dua kali sekali pada hari ketiga sampai pada saatnya pulang kembali kerumah.
Setelah opersi,ibu juga tidak bisa langsung makan atau minum. Kedua hal tersebut baru boleh dilakukan,jika fungsi organ pencernaan sudah kembali normal. Umumnya,fungsi gastrointesial(organ pencernaan) akan kembali normal 12 jam setel;ah operasi. Awalnya,pasien dapat diberikan diet secara sedikit demi sedikit,baru kemudian makanan padat beberapa saat kemudian.
Bagaimana keadaan setelah oeprasi dan bagaimana operasi berlangsung,ibu perlu mengetahuinya. Hal-hal ini bisa langsung ditanyakan pada dokter dan tenaga medis lainnya. Kalau tidak memungkinkan,misalkan karena operasinya dengan bius total,paling tidak suami atau anggota keluarganyaperlu mengetahui keadaan ibu dan bayinya. Untuk itu,ibu dan pasangan mengetahui hal-hal yang perlu dipertanyakan ,seperti berikut ini:
• Waktu bayi dilahirkan,jenis kelamin,panjang dan berat badan,serta keadaan bayi pada umumnya.
• Apakah terjadi sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan tubuh maupun fungsi organ reproduksi ibu.
• Apakah ada risiko fungsi organ reproduksi,kehamilan dan persalinan yang akan datang sehubungan dengan opersi yang akan dilakukan.
• Bagaimana rencana perawatan kesehatan dan perkiraan waktu pasien dapat pulang kerumah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dewasa ini,seksio sesaria bukan lagi sesuatu yang menakutkan. Apalagi operasi Caesar tidak diidentikan dengan danya kelainan dan gangguan pada saat persalinan,misalnya plasenta previa,bayi letak lintang tau terlilit talipusat,walupun dalam sejarahnya dilakukan karena pertimbangan medis untuk menyelamatkan ibu dan bayinya. Beberapa ibu hamil menginginkan kelahiran dengan cara operasi untuk menghindari rasa sakit yang harus dilaluinya apabilapersalinannya berlangsung alami. Walaupun risiko persalinan dengan opersi lebih besar dibandingkan dengan persalinan secara alami,tetapi dengan teknologi kedokteran yang sudah maju dapat mengurangi risiko yang terjadi.
Salah satu hal yang perlu diketahui adalah operasi Caesar selalu dilakukan dengan pembiusan,baik regional maupun total. Pilihan pembiusan ini sangat tergantung pada penyebab tau hambatan persalinannya,kondisi ibu dan Dokter.
C. Saran dan Kritik
Jika memutuskan opersi tanpa pertimbangan medis,kemungkinan akan kehilangan beberapa momen penting dalam kehidupan yang biasa dilalui jika persalinan dilakukan secara alami. Pertama ,ibu hamil akan merasakan”nikmatnya”tahapan-tahapan kelahiran bayi sejak kontraksi sampai bayi lahir yang pada beberapa orang akan menyakitkan,tetapi akan menguap begitu melihat sikecil lahir sempurna. Kedua,karena proses pembiusan,terutama pabila bius total,ibu akan kehilangan saat-saat pertama melihat sikecil kedunia.
DAFTAR PUSTAKA
Kasdu ,dini. Operasi Caesar masalah dan solusinya.2003.jakarta. puspa swara.
www.Google.Co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar